Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

Juli - September 2019

1. Infeksi Luka Infus (Phlebitis)

Table 1. Distribusi Insiden Rate Infeksi luka infus/ phlebitis perseribu hari pemakaian infus berdasarkan ruangan pada bulan Juli – September 2019 di Rumah Sakit Misi Lebak

Table 2. Distribusi Insiden Rate Infeksi luka infus/ phlebitis perseratus perseratus persen berdasarkan ruangan pada bulan Juli – September 2019 di Rumah Sakit Misi Lebak

Grafik 1. Distribusi Insiden Rate Infeksi luka infus/ phlebitis perseratus perseratus persen berdasarkan ruangan pada bulan Juli – September 2019 di Rumah Sakit Misi Lebak

Dari data tabel diatas terlihat bahwa insiden rate Infeksi luka infus/ Phlebitis yang paling tinggi terjadi di bulan Juli sampai dengan September berturut-turut adalah Ruang Fransiskus yaitu 95,10 per 1000 hari pemakaian alat/ 27,55 %, dibulan Agustus yaitu 54,45 per 1000 hari pemakaian alat/ 20% dan bulan September yaitu 35,59 per 1000 hari pemakaian alat/ 14%.

Analisa:

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah:

Kurangnya penerapan bundle

  1. Memasang infus tidak memperhatikan teknik septik dan aseptik
  2. Kurangnya kepatuhan petugas dalam melakukan kebersihan tangan
  3. Alkes Transparan dressing yang tidak tersedia

2. Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Tabel 3. Distribusi Insiden Rate Infeksi Saluran Kemih (ISK) perseribu hari pemakaian kateter urine berdasarkan ruangan pada bulan Juli-September 2019 di Rumah Sakit Misi Lebak

Tabel 4. Distribusi Insiden Rate Infeksi Saluran Kemih (ISK) perseratus persen berdasarkan ruangan pada bulan Juli-September 2019 di Rumah Sakit Misi Lebak

Grafik 2. Distribusi Insiden Rate Infeksi Saluran Kemih (ISK) perseratus persen berdasarkan ruangan pada bulan Juli-September 2019 di Rumah Sakit Misi Lebak

Dari data tabel diatas terlihat bahwa insiden rate ISK hanya terjadi dibulan September adalah ruang fransiskus yaitu 90,90 perseribu hari pemakaian kateter urine/ 25%.

Analisa:

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah:

  1. Kurangnya penerapan bundle
  2. Memasang kateter urine tidak memperhatikan teknik septik dan aseptik
  3. Kurangnya kepatuhan petugas dalam melakukan kebersihan tangan

3. Infeksi Daerah Operasi (IDO)

Tabel 5. Distribusi Insiden Rate Infeksi Daerah Operasi (IDO) pada bulan Juli-September 2019 di Rumah Sakit Misi Lebak

Dari data tabel diatas terlihat bahwa insiden rate IDO tidak terjadi di Rumah Sakit Misi Lebak

Analisa:

Stratifikasi operasi di Rumah Sakit Misi terbanyak yaitu stratifikasi 0, dikarenakan pasien yang memiliki kesulitan/ penyakit penyulit operasi (menurut ASA- American Society of Anesthesiologists) tidak dilakukan di Rumah Sakit Misi Lebak, karena keterbatasan akan fasilitas dan SDM, sehingga IDO tidak terjadi di Rumah Sakit Misi Lebak.

4. Dekubitus

Tabel 6. Distribusi Insiden Rate Dekubitus perseribu hari tirah baring lama berdasarkan ruangan pada bulan Juli-September 2019 di Rumah Sakit Misi Lebak

Tabel 7: Distribusi Insiden Rate Dekubitus perseratus persen berdasarkan ruangan pada bulan Juli-September 2019 di Rumah Sakit Misi Lebak

Dari data tabel diatas terlihat bahwa insiden rate Dekubitus tidak terjadi di Rumah sakit Misi Lebak.

Analisa:

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah:

  1. Jumlah pasien tirah bariung lama tidak banyak di Rumah Sakit Misi Lebak
  2. Penerapan pengawasan pasien tirah baring lama sudah dilakukan dengan optimal

5. Distribusi Infeksi di Rumah Sakit Misi Lebak

Tabel 8: Distribusi Infeksi Rumah Sakit perseribu hari berdasarkan jenis infeksi dan  ruangan pada bulan Juli – September 2019 di Rumah Sakit Misi Lebak

Tabel 9: Distribusi Infeksi Rumah Sakit perseratus persen berdasarkan jenis infeksi dan  ruangan pada bulan Juli – September 2019 di Rumah Sakit Misi Lebak

Dari grafik di atas terlihat bahwa distribusi infeksi di Rumah Sakit Misi Lebak masih stabil, akan tetapi terjadi peningkatan ISK dibulan September yaitu 15,15 perseribu hari/ 4,16% dan terjadi penurunan kejadian Phlebitis di tiap bulannya.

Analisa:

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhinnya adalah:

  1. Kurangnya penerapan bundle
  2. Tidak memperhatikan teknik septik dan aseptik
  3. Kurangnya kepatuhan petugas dalam melakukan kebersihan tangan
  4. Kurangnya kepatuhan petugas dalam penanganan limbah
  5. Alkes transparan dressing tidak tersedia

6. Kepatuhan Melaksanakan Kebersihan Tangan

Analisa:

Adapun faktor-faktor kepatuhan melakukan kebersihan tangan yaitu:

  1. Fasilitas seperti tisu, handrub tidak tersedia, dikarenakan habis stok
  2. Fasilitas kebersihan tangan di setiap bed pasien tidak tersedia, dikarenakan stok di gudang farmasi habis.

Monitoring Pelaksanaan Sterilisasi

Hasil Monitoring Penerapan PPI di Unit CSSD dari bulan Juli hingga September 2019, dapat terlihat bahwa penerapan PPI di Unit CSSD mengalami penururnan   

Monitoring Pelaksanaan Manajemen laundry dan Linen

Hasil Monitoring Penerapan PPI di Unit Laundry dari bulan Juli hingga September 2019, dapat terlihat bahwa penerapan PPI di Unit laundry terjadi penurunan dan kenaikan walau belum mencapai target

Monitoring Pembuangan Sampah

Kepatuhan petugas dalam pengelolaan pembuangan limbah terjadi penurunan dan kenaikan di tiap bulannya yang terendah di Ruang Hyasinta yaitu 64,28 %.

Analisa:

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah:

Fasilitas pembuangan sampah sudah memadai di bulan September 2018, seperti kantong kuning dan hitam, stiker samp

Monitoring Pembuangan Benda Tajam dan Jarum

Kepatuhan petugas dalam pengelolaan pembuangan limbah benda tajam dan jarum cukup stabil walau belum mencapai target.

Analisa:

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah:

Fasilitas pembuangan sampah sudah memadai, seperti kantong kuning dan hitam, stiker sampah.

Monitoring Pelayanan Makanan

Penurunan dan kenaikan disetiap bulannya dalam penerapan PPI di Instalasi Gizi.

Analisa:

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah:

  1. Fasilitas yang belum memadai seperti APD petugas, trolley makan yang masih terbuka,
  2. Kurangnya kepatuhan petugas dalam penerapan prinsip-prinsip PPI

Monitoring Pelaksanaan Pelayanan Isolasi

Pelaksanaan prinsip-prinsip PPI cukup stabil walau belum mencapai target.

Analisa:

Adapun factor-faktor yang mempengaruhinya adalah:

  1. Fasilitas APD masker N95 tersedia, namun kurang memadai
  2. Fasilitas ruang rawat sudah menggunakan ventilasi negativ

Monitoring Penggunaan APD

Kepatuhan petugas dalam penggunaan APD terjadi penurunan dan kenaikan walaupun tidak di semua ruangan, terendah Ruangan Yosep 20% dibulan Juli 2019

Analisa:

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah:

  1. Kurangnya kepatuhan petugas dalam penggunaan APD sesui dengan tindakannya
  2. Perbandingan petugas kesehatan dengan jumlah pasien yang menyebabkan petugas tidak mengganti APD nya.

monitoring di Ruang Tindakan, Perawatan dan Unit

Kepatuhan petugas dalam penerapan prinsip-prinsip PPI sebagian terjadi penurunan dan sebagian terjadi kenaikan disetiap ruang unit.

Analisa:

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah:

  1. Kepatuhan dan kesadaran petugas dalam penerapan PPI sebagian masih kurang
  2. Pemahaman petugas kurang

Monitoring Penatalaksanaan Kebersihan/ Dekontaminasi Ambulan

penatalaksanaan dekontaminasi ambulan terjadi penurunan yang drastis.

Analisa:

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah:

  1. Fasilitas kurang memadai seperti Spill Kit, tempat sampah.
  2. Pemahaman petugas ambulan dalam prosedur dekontaminasi masih kurang

Evaluasi

Beberapa faktor yang menjadi penyebab timbulnya infeksi ini adalah:

  1. Masih rendahnya kepatuhan petugas kesehatan di rumah sakit dalam melakukan kegiatan kebersihan tangan.
  2. Masih rendahnya kepatuhan petugas kesehatan di rumah sakit dalam penerapan bundle
  3. Profesionalitas perawat dalam melakukan tindakan seperti pemasangan infuse, cateter, prosedur injeksi terutama IV yang belum sesuai dengan SPO
  4. Banyaknya pasien yang dirawat dalam satu kamar mengakibatkan semakin banyak sumber infeksi
  5. Kontak langsung antara pasien dengan pasien lainnya dan atau petugas yang tercemar kuman dari pasien lain serta kontak langsung dan tidak langsung antar pasien dan keluarga atau pengunjung.
  6. Sterilitas dan kebersihan alat yang kurang
  7. Fasilitas alat kesehatan yang masih terbatas, sehingga untuk perawatan/ pembersihan alkes tidak bisa dilakukan dikarenakan alat dipakai.

REKOMENDASI dan TINDAK LANJUT

  1. Perlu ditingkatkan kepatuhan kebersihan tangan pada seluruh karyawan, pasien, keluarga pasien, dan pengunjung .
  2. Pentingnya refresh tindakan pemasangan infuse, cateter, dan injeksi bagi perawat dan bidan sesuai SPO
  3. Perlunya penambahan sarana dan prasarana di lingkungan rumah sakit