Sejarah Rumah Sakit Misi Lebak

Sejarah berdirinya Rumah Sakit Misi Lebak berawal dari kedatangan enam orang biarawati (Suster) misionaris dari Belanda pada tanggal 19 Maret 1933 untuk memenuhi permintaan tenaga kesehatan bagi orang-orang belanda dan para pegawai perkebunan karet waktu itu.

Sekitar tahun 1940, bersama dengan Kepala Serikat Buruh Perkebunan Karet, dibangunlah sebuah bangunan bilik bambu yang sederhana sebagai tempat pengobatan dan perawatan orang sakit yang menjadi cikal bakal bangunan Rumah Sakit Misi Lebak sekarang ini. “Bilik Pengobatan” tidak terbatas bagi pegawai perkebunan atau orang-orang Belanda saja tetapi juga melayani masyarakat umum tanpa memandang latar belakangnya.

Para Suster, dokter, Pastor dan para pegawai perkebunan yang berkebangsaan Belanda ditawan sampai dibebaskan kembali sekitar tahun 1949. Sementara itu, rumah sakit diambil alih oleh pemerintah.

Tahun 1951, Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten Lebak membangun Rumah Sakit Umum Daerah (dr. Adjidarmo) dan pada tahun 1953 Rumah Sakit Misi Lebak diserahkan kembali kepada Misi Katolik, dikelola oleh Suster-Suster FMM hingga tahun 1955, Rumah Sakit Misi Lebak diakui oleh Pemerintah untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan di daerah Banten khususnya di Lebak. Sejak saat itu nama Rumah Sakit Misi Lebak semakin dikenal oleh masyarakat di Lebak, Pandeglang, Serang dan sekitar Tangerang.

Pada tanggal 16 Januari 1977, Bupati Kepala Daerah Tk II Lebak meresmikan pembangunan dan rehabilitasi gedung dan fasilitas. Hingga kini, Suster-Suster SFS yang bernaung dalam Yayasan Yatna Yuana sebagai pengelola terus berupaya meningkatkan pelayanan medis dengan peningkatan segi fasilitas dan Sumber Daya Manusia dengan pelayanan profesional serta memegang teguh prinsip moto Rumah Sakit.